SMA Negeri 1 Petang kembali menyelenggarakan kegiatan bulan Bahasa Bali pada 19-21 Februari 2025 dengan berbagai lomba-lomba. Lomba-lomba yang diselenggarakan tahun ini antara lain, nyurat lontar, debat berbahasa bali, video kreatif, dharmawacana, dan busana adat. Bulan Bahasa Bali tahun 2025 ini mengusung tema ‘Jagat Kerthi Jagra Hita Samasta’ yang berarti altar pemulian bahasa, aksara, dan sastra Bali, sebagai sumber kesadaran menuju keselarasan dengan semesta raya.

Menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 15 Tahun 2025 tentang Penyelanggaraan Bulan Bahasa Bali ke VII Tahun 2025 SMA Negeri 1 Petang pun menindaklanjuti dengan berbagai kegiatan lomba. Kegiatan Bulan Bahasa Bali secara rutin diselenggarakan salah satu tujuannya untuk melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali sebagai budaya dan warisan leluhur yang tumbuh dan berkembang menjadi media pengantar komunikasi sehari-hari khususnya untuk masyarakat Bali, baik anak-anak, generasi muda maupun dewasa. Dalam konteks ini, sasarannya guru dan siswa. Dalam kegiatan dilaksanakan banyak kegiatan lomba dalam rangka melestarikan budaya Bali antara lain:
JUARA LOMBA DEBAT :
1. Juara 1 (XI.4)
2. Juara 2 (XI.1)
3. Juara 3 (X.5)
JUARA LOMBA DHARMAWACANA :
1. Juara 1 (X.2)
2. Juara 2 (X.5)
3. Juara 3 (XI.3)
JUARA LOMBA NYURAT LONTAR :
1. Juara 1 (XI.4)
2. Juara 2 (X.1)
3. Juara 3 (XI.1)
JUARA LOMBA BUSANA ADAT KEPURA :
1. Juara 1 (XII.4)
2. Juara 2 (XI.1)
3. Juara 3 (XI.6)
JUARA LOMBA VIDEO KREATIF :
1. Juara 1 (XII.1)
2. Juara 2 (XI.5)
3. Juara 3 (XI.1)
Berikut adalah videonya
Jayanti I
Jayanti II
Jayanti III
Pembukaan Bulan Bahasa Bali ditandai dengan simbolisasi penancapan keris. Saat penancapan keris dihadiri juga oleh pengawas pendamping I Made Wiryasana, S.Pd., M.Pd. bersama Kepala SMA Negeri 1 Petang, I Wayan Sutika, S.Pd., M.Pd, dan seluruh staf waka. Para siswa pun mengikuti kegiatan dengan cukup antusias mendukung teman-temannya yang sedang lomba. Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan Bulan Bahasa Bali dapat terus menjadi momentum penting dalam menjaga eksistensi bahasa, aksara, dan sastra Bali di tengah arus perkembangan zaman.




