ANTUSIAS, WEBINAR KOMBEL BINTANG DISKUSI PSE

Komunitas Belajar SMA Negeri 1 Petang (Kombel Bintang) menggelar webinar Kembali, Selasa 5 Maret 2024. Kegiatan yang diikuti oleh seluruh guru SMA Negeri 1 Petang selaku anggota komunitas beberapa peserta dari luar mengambil topik Pengelolaan Emosi Melalui PSE (Pembelajaran Sosial dan Emosional) dalam Menjalankan Peran sebagai Pendidik. Pelatihan yang diselenggarakan dengan pola 32 JP ini dilakukan secara synchronous dan asynchronous sampai tanggal 8 Maret 2024.

Sebagai narasumber adalah Ketua Komunitas Bintang yang juga merupakan Waka Bidang Kurikulum, I Gusti Putu Agung Arimbawa, S.Pd., M.Pd. Pada pelatihan kali ini, Komunitas Bintang juga menghadirkan Kepala SMA Negeri 1 Petang, I Wayan Sutika, S.Pd., M.Pd. sebagai keynote speaker. Webinar kali ini dimoderatori oleh Anak Agung Istri Desi Asmari, S.Pd.

Komunitas Bintang menjadwalkan pelatihan ini dengan synchronous dan asynchronous, mulai Selasa, 5 Maret sampai dengan Jumat, 8 Maret 2024. Diawali dengan pemaparan pentingnya PSE dalam pembelajaran oleh keynote speaker, I Wayan Sutika, S.Pd., M.Pd. Kepala SMA Negeri 1 Petang ini menekankan pentingnya sosial dan emosional dalam pembelajaran. “Dulu ada yang namanya penilaian karakter. Sekarang masih namun dengan cara yang berbeda,” jelas Sutika. Webinar kali ini juga dihadiri oleh peserta guru dari Tambora Nusa Tenggara Barat. Beberapa di antaranya berbagi cerita tentang PSE yang dilakukan.

I Gusti Putu Agung Arimbawa, S.Pd., M.Pd menjelaskan bahwa guru-guru harus menyadari kodrat zaman siswa-siswa kita hari ini. “Mau tidak mau, kita harus menyadari kodrat zaman mereka. Anak-anak ini dekat dengan teknologi dengan selfie, kita yang harus adaptasi”, jelasnya. Dalam pemaparannya, Agung Arimbawa juga mengingatkan bahwa pengambilan keputusan ditentukan oleh emosi. “Ya akan tergantung dengan gimana pengelolaan emosi kita,” tambahnya.

Dalam sesi diskusi, beberapa peserta webinar berbagi praktik-praktik baik terkait PSE di sekolah masing-masing. I Nyoman Wawan Swadiana, dari SMA Negeri 2 Kuta Utara menceritakan, di sekolah tempat ia bertugas menggunakan program sekolah tanpa bel. “Kami sudah 1,5 tahun meniadakan bel sebagai penanda pergantian jam pelajaran. Ini diharapkan mampu membangun karakter siswa maupun guru”, jelas Wawan. Peserta lain I Nyoman Purwanta, guru SMA Negeri 2 Abiansemal bercerita di sekolah tempat ia bertugas memiliki program Dwisman eling sebagai metode membangun kesadaran sosial emosional. Semua peserta Komunitas Belajar Bintang antusias mengikuti proses webinar dan rangkaian praktik pembelajaran yang akan dilakukan. (web)

Bagikan info ini keteman anda