Momentum peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia dan Hari Pramuka ke-63 pada 2024, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bali bekerja sama dengan Penerbit Pustaka Ekspresi menggelar lomba menulis puisi dengan tema Pramuka, Berjiwa Pancasila, Menjaga NKRI. Event ini diikuti oleh seluruh pramuka Penegak, Pandega, dan Pembina se-Kwarda Bali. SMA Negeri 1 Petang melalui ambalam Rama-Sita (Gugus Depan 04.001 – 04.002) mengirimkan 10 wakilnya, yang terdiri atas 3 orang pembina dan 7 orang anggota pramuka penegak. Hasilnya, 1 pembina atas nama I Wayan Esa Bhaskara dan 2 anggota penegak atas nama I Gusti Agung Istri Bintang Saraswati dan Ni Putu Alodya Firnia Dewi masuk dalam 10 puisi terbaik.
Berdasarkan hasil kurasi oleh 5 kurator yang berasal dari kalangan penyair, sastrawan, dan pelatih pembina serta Ketua Dewan Kehormatan Kwarda Bali, Ni Putu Putri Suastini Koster pada 1-5 Agustus 2024, maka diputuskanlah hasil kurasi yang menempatkan puisi berjudul Di Hutan Kepalamu karya I Wayan Esa Bhaskara dari unsur Pembina serta puisi Pohon yang Tak Takut Angin Kencang karya I Gusti Agung Istri Bintang Saraswati dan Taburan Bintang-bintang karya Ni Putu Alodya Firnia Dewi (dari unsur pramuka penegak), masuk dalam sepuluh puisi terbaik. Penyerahan Piagam Penghargaan dilakukan pada 25 Agustus 2024 di Gedung Kesenian Gde Manik, Singaraja bersamaan dengan puncak peringatan Hari Pramuka Bali. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh seluruh pengurus cabang se-Bali.
3 Puisi yang masuk Nominasi 10 Puisi terbaik
Di Hutan Kepalamu
karya: I Wayan Esa Bhaskara
kau tetap hidup mencintai teka-teki
di tengah kemungkinan-kemungkinan
rumah terbaik adalah kau!
kata-kata terbelah di pikiranmu
jalan panjang, senyummu-senyummu
kau sandarkan di bahuku
atau kesedihan pukul tiga pagi
di antara remah abu api unggun
tiap orang, tak akan benar-benar
mengingat hidupnya
membuka mata
bertualang lalu hilang
apa makna bunyi tanyamu?
adalah rangkulan senja dan pankuan rembulan, katamu
kau tetap hidup di hutan kepalamu
merapal doa-doa liar
berharap amin yang sama
pada lautan bintang-bintang
Pohon yang Tak Takut Angin Kencang
karya: I Gusti Agung Istri Bintang Saraswati
angin bertiup kencang, bulan basah
tanda mulai perjalanan
aku praja muda hilang arah tuk melangkah
di tengah bumi perkemahan
aku, terdiam sunyi merenunggi diri
akankah ada hari esok, untukku
suatu saat, langkah ini menemukan pelita
semangatku tak kenal lelah
dharma satya menyusup ke denyut darahku
satu baris lagi saksi perjalananku
begitu banyak luka….
begitu banyak air mata….
doa apa yang harus aku panjatkan lagi, Tuhan?
gambar-gambar sederhana membayang di depan
aku percaya, harapan-harapan itu, Tuhan….
sempat langkah patah
terbiasa tanpa sayap, terbang tuk tebarkan bintang
bersama tanpa lelah,
bayarannya air mata sudah cukup
Taburan Bintang-bintang
karya Ni Putu Alodya Firnia Dewi
pandanganku terhalang bayang
yang berdiri teguh, ia seorang pandu
tiap langkah, di tengah puing kekacauan
ada jejak kekal di pasir waktu
lencana di dadanya bak taburan bintang-bintang
bak kilat yang menuntun
haruskah aku percaya?
ia suara selembut sutra memecah imajiku
api dimatanya membisik
“ikutlah denganku”
maka, tiada ragu, kuraih ia
kita buat ikatan, dua jiwa terhubung mengalung
untuk satu tuju